Driver H-Bridge
Rangkaian driver motor DC H-Bridge transistor ini dapat mengendalikan arah putaran motor DC dalam 2 arah dan dapat dikontrol dengan metode PWM (Pulse Width Modulation) maupun metode sinyal logika dasar TTL (High) dan (Low). Untuk pengendalian motor DC dengan metode PWM maka dengan rangkaian driver motor DC ini kecepatan putaran motor DC dapat dikendalikan dengan baik. Apabila menggunakan metode logika TTL 0 dan 1 maka rangkaian ini hanya dapat mengendalikan arah putaran motor DC saja dengan kecepatan putaran motor DC maksimum.
Proses mengendalikan motor DC menggunakan rangkaian driver motor DC H-Bridge dapat diuraikan dalam beberapa bagian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5 berikut:
1. Driver motor DC dengan metode logika TTL (0 dan 1) atau High dan Low
Rangkaian driver motor DC H-bridge diatas dapat diberikan input berupa logika TTL ke jalur input A dan B.
·
Untuk membuat stop motor DC pada input A
dan B mempunyai logika yg sama ‘0’ (Low), maka kedua transistor (Q1
& Q2) tidak akan mendapat picuan pada basisnya sehingga
transistor bersifat cut-off atau
transistor bersifat seperti saklar yg terbuka. Dari rangkaian diatas terlihat
pula bahwa kedua transistor (Q3 & Q4) bergantung pada
Q1 dan Q2 dimana basis kedua Q3 dan Q4
terhubung pada kolektor Q1 dan Q2. Jadi, apabila tidak
ada arus yg mengalir pada kolektor Q1
dan Q2 maka basis Q3 dan Q4 tidak akan terpicu
akibatnya motor tidak akan berputar atau berhenti.
·
Untuk mengendalikan
arah putar searah
jarum jam (clock
wise) adalah saat input A diberi
logika ‘0’ (low) dan input B diberi logika ‘1’ (high) maka Q2 akan saturasi
sedangkan Q1 tetap cut-off.
Karena Q2 bersifat
saturasi atau seperti
saklar yang tertutup
maka
basis Q3 akan mendapat picuan sehingga Q3
juga bersifat saturasi. Akibatnya arus akan mengalir dgn urutan seperti berikut
: Vs-Q3- motor-Q1-ground,
sehingga motor akan berputar searah jarum jam seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.6.
Kondisi CW (Clock Wise)
Untuk mengendalikan arah putar berlawanan arah jarum jam (counter clockwise) adalah saat input A diberi logika ‘1’ (5V) dan input
B diberi logika ‘0’ (0V) maka Q1 akan saturasi sedangkan Q2 cut-off. Akibatnya Q4 juga akan menjadi
saturasi karena basis Q4 mendapat picuan dari Q1. Sehingga arus akan mengalir
dengan urutan seperti berikut : Vs-Q4-motor-Q2-ground dan motor akan berputar berlawanan arah jarum jam seperti
pada Gambar 2.7.
Kondisi CCW ( Counter
Clock Wise)
·
Jika kedua input diberi logika ‘1’ secara bersamaan maka akan mengakibatkan
semua transistor dalam kondisi saturasi. Secara logika motor tidak akan
berputar karena tidak ada beda potensial pada ujung-ujung konektornya. Namun
hal ini akan menyebabkan timbulnya panas yang berlebihan pada semua transistor
sehingga dapat menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu hal ini harus dihindari.
Untuk memudahkan dalam pemahaman dapat dilihat pada Tabel 2.1.
2 Kondisi Motor dengan Metode TTL
No |
Input |
Q1 |
Q2 |
Q3 |
Q4 |
Kondisi
Motor |
|
A |
B |
||||||
1 |
0 |
0 |
Off |
Off |
Off |
Off |
Diam |
2 |
1 |
0 |
Off |
On |
Off |
On |
CCW |
3 |
0 |
1 |
On |
Off |
On |
Off |
CW |
4 |
1 |
1 |
On |
On |
On |
On |
Diam (tidak direkomendasikan) |
1. Driver motor DC dengan metode PWM
Pada proses PWM dapat mengendalikan arah putaran motor DC dan kecepatan motor DC mengunakan pulsa PWM yang diberikan ke jalur input A dan B, dimana konfigurasi sinyal control sebagai berikut.
·
Untuk mengendalikan arah motor DC
searah jarum jam (CW) dengan kecepatan dikendalikan pulsa PWM maka jalur input B selalu diberikan logika low dan jalur input A diberikan pulsa PWM.
·
Untuk mengendalikan arah putar
motor DC berlawanan arah jarum jam (CCW) dengan kecepatan dikendalikan pulsa
PWM maka jalur input A selalu
diberikan logika low dan jalur input B diberikan pulsa PWM.
Kecepatan putaran motor DC dikendalikan oleh presentasi on-duty cycle pulsa PWM yang diberikan ke jalur input rangkaian driver motor DC H-Bridge transistor tersebut. (Purnama, 2012)
Comments
Post a Comment