Skip to main content

Materi Mata Kuliah Agama Islam


MATERI 1
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
1.     Filsafat ketuhanan dalam islam
Dari bahasa yunani philien atau philio (bijaksana atau kebenaran) shopos atau shopia (cinta atau pintar) berarti filsafat adalah pengetahuan tentang kebijaksanaan atau kebenaran.
Kegiatan berfilsafat adalah merenung, berfikir secara mendalam dan radikal, sistematis serta universal (hakekat & makna). Hasil pemikiran filsafat berupa filosofi menjadi filosuf. Didalam al-Quran dijelaskan filsafat merupakan ulul Albab
-Dr Danial Zainal Abidin
Ulul albab ialah golongan yang menggunakan akal dengan sempurna bagi mengkaji sehingga mampu meletakkan segala perkara pada perspekitf yang betul. Mereka mementingkan zikir dan fikir. Dalam konteks ini mereka suka mengkaji fenomena-fenomena yang berkaitan dengan kejadian alam, mereka mengingati Allah sambil berdiri ataupun baring.
2.     Siapakah Tuhan?
Tuhan adalah dalam Asmaul-husna berart sang pencipta alam. Yang maha satu (Esa) adalah sumber dari alam dan sumber dari segala yang ada.
3.      Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan
Difinisi :
Pemikiran Manusia di sini adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran manusia baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniyah, baik yang bersifat penelitian rasional maupun pengalaman bathin.
Pemikiran Barat
Teori Ketuhanan dalam pemikiran barat berangkat dari teori Evolusionisme yang pada awal mulanya dikemukakan oleh Max Muller, EB. Taylor, Robertson Smith, Lubbock dan Jevens.
Menurut teori ini konsep Ketuhanan berangkat dari kepercayaan :
a. Dinamisme
Yaitu pola kepercayaan manusia terhadap adanya kekuatan yang maha dasat yang berpengaruh dalam kehidupan. Kekuatan tersebut diyakini bersemayam dalam benda-benda.
B. Animisme
Pola kepercayaan masyarakaat terhadap roh gaib yang diyakini memiliki peran besar dalam kehidupan manusia.
C. Politeisme
Pola kepercayaan terhadap dewa-dewa
D. Henoteisme
Pola kepercayaan yang diusung atas motif ketidak puasan atas keberadaan dewa-dewa yang jumlahnya banyak sehingga diperlukan pengkultusan terhadap beberapa dewa saja
E. Monoteisme
Konsep kepercayaan terhadap satu Tuhan

Seorang manusia manifestasi dari rasa kebutuhan akan sesuatu yang berkuasa yang berada di luar dirinya, tertutama dalam kondisi genting dari itu manusia perlu mempunyai kepercayaan akan adanya tuhan. Para antropolog barat modernpun menyebutkan bahwa kata yang paling banyak dimiliki oleh berbagai bahasa di dunia adalah kata Tuhan

4.      Tuhan Menurut Agama-agama
A artinya Tidak
Gama artinya  kacau
Orang kafir mencari keberadaan tuhan dengan melalui panca-indera dan hawa nafsu. Mereka hanya mementingkan hawa nafsunya, menggunakan hawa nafsunya untuk jalan hidupnya di dunia. Berbeda dengan orang yang beriman. Cara mereka melakukannya adalah dengan menafakuri alam semesta beserta segala keindahan, kerapihan, dan kedahsyatannya, serta menggabungkan isyarat-isyarat dalam Al-Qur’an.
5.      Pembuktian wujud tuhan
Fitrah manusia sangat membutuhkan eksistensi akan sesuatu yang diluar dirinya. Dan dalam indra manusia bahwa keberadaan panca indra manusia dan apa yang dapat di indrai oleh kelima indera tersebut menjadi dalil bagi keberadaan dan kebesaran penciptanya.  Dalam akal manusia keberadaan sesuatau menunjukan adanya yang menciptakan. Dalil-dalil lainpun dijelaskan dalam Al-Quran.
Keberadaan Alam Semesta Raya
Kita semua sepakat bahwa segala sesuatu yang ada (kecuali Tuhan) pasti ada yang menciptakan alias ada awal dan akhirnya.
Dalam pandangan Islam Alam semesta raya ini pun membuktikan akan keberadaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal ini sebagaimana dalam al-Qur’an S. al-Baqarah:22 dinyatakan “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui ”
        “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam “


MATERI 2
AGAMA ISLAM : ARTI DAN RUANG LINGKUP AJARAN ISLAM

Surat Al-Baqarah ayat 1-5
Artinya :
Alif laam miim.
Tafsir
Sebagai Alif-lam-mim ini satu tafsir dari Ibnu Abbas menerangkan bahwa ketiga huruf itu adalah isyarat kepada tiga nama: Alif untuk nama Allah; Lam untuk Jibril dan Mim untuk Nabi Muhammad s.a.w. Dan tafsir Ibnu Abbas juga mengatakan arti Alif-­Lam-Ro ialah Alif berarti Ana, yaitu aku, Lam berarti Allah dan Ra berarti Ara menjadi (Anal-Lahu-Ara): Aku adalah Allah, Aku melihat. Demikianlah setiap huruf-huruf itu ada tafsirnya belaka menurut riwayat yang dibawakan orang daripada Ibnu Abbas.

Artinya :
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,
Tafsir
nilah dia kitab Allah itu. Inilah dia al-Qur'an, yang meskipun seketika ayat ini diturunkan belum merupakan sebuah naskah atau mushhaf berupa buku, namun setiap ayat dan Surat yang turun sudah mulai beredar dan sudah mulai dihapal oleh sahabat-sahabat Rasulullah; tidak usah diragukan lagi, karena tidak ada yang patut diragukan. Dia benar-benar wahyu dari Tuhan, dibawa oleh Jibril, bukan dikarang-karang saja oleh Rasul yang tidak pandai menulis dan membaca itu. Dia menjadi petunjuk untuk orang yang ingin bertakwa atau Muttaqin.

Artinya :
 (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
Tafsir
Percaya pada yang ghaib. Yang ghaib ialah yang tidak dapat disaksikan oleh pancaindera; tidak nampak oleh mata, tidak terdengar oleh telinga, yaitu dua indera yang utama dari kelima (panca) indera kita. Tetapi dia dapat dirasa adanya oleh akal. Maka yang pertama sekali ialah percaya kepada Allah, zat yang menciptakan sekalian alam, kemudian itu percaya akan adanya hari kemudian, yaitu kehidupan kekal yang sesudah dibangkitkan dari maut.

Iman yang berarti percaya , yaitu pengakuan hati yang terbukti dengan perbuatan yang diucapkan oleh lidah rnenjadi keyakinan hidup. Maka iman akan yang ghaib itulah. tanda pertama atau syarat pertama dari takwa tadi.

Artinya :
dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
Tafsir
Niscaya baru sempurna iman itu kalau percaya kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s. a.w sebagai iman dan ikutan. Percaya kepada Allah dengan sendirinya pastilah menimbulkan percaya kepada peraturan-peraturan yang diturunkan kepada Utusan Allah, lantaran itu percaya kepada Muhammad s.a.w itu sendiri, percaya kepada wahyn dan percaya kepada contoh-contoh yang beliau bawakan dengan sunahnya, baik kata-katanya, atau perbuatannya ataupun perbuatan orang lain yang tidak dicelanya. Dengan demikianlah baru iman yang telah tumbuh tadi terpimpin dengan baik.
.
Artinya :
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
Tafsir
Berjalan menempuh hidup, di atas jalan Shirothol Mustaqim, dibimbing selalu oleh Tuhan, karena dia sendiri memohonkanNya pula, bertemu taufik dengan hidayat, sesuai kehendak diri dengan ridha Allah, maka beroleh kejayaan yang sejati, menempuh suatu jalan yang selalu terang benderang, sebab pelitanya terpasang dalam hati sendiri; pelita iman yang tidak pernah padam.

Al-Imran ayat 190-192

Artinya :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
Tafsir
Pada ayat yang terdahulu telah diterangkan bahwa Allah adalah yang mempunyai
kerajaan langit dan bumi; berarti tidak ada satupun yang tidak berada dalam kekuasaan Allah;
maka orang-orang yang beriman senantiasa membuktikan keimanan mereka dengan
mengagungkan, memuliakan dan menta'ati Allah; tidak seperti orang-orang kafir yang tenggelam
dan hanyut dalam kesenangan hidup duniawi yang menipu dan memperdaya. Selanjutnya
diterangkan pula bahwa orang-orang beriman memanfa'atkan akal fikiran yang ada pada mereka
dengan memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah dalam penciptaan alam semesta, tujuannya
adalah supaya lebih hebat lagi dalam mengagungkan dan memuliakan Allah, Allah
berfirman:“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”,(190)
Artinya :
 (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Tafsir
Pada ayat berikutnya diterangkan tentang sifat Ulil-Albab tersebut; yaitu mereka yang
senantiasa berzikir kepada Allah dalam setiap keadaan, berfikir untuk memahami hikmah
disebalik penciptaan langit dan bumi, lalu memohon kepada Allah sebagai Zat yang akan
menyelamatkan mereka dari perkara buruk yang amat mereka takuti, Allah berfirman: “(yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka”.(191)
Artinya :
Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.
Tafsir
Pada ayat berikutnya pula diterangkan tentang pengharapan Ulil Albab yang begitu besar
kepada Allah sehingga mereka betul-betul terselamat dari kancah api neraka, Allah berfirman:
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka
sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang
penolongpun”.(192) Ayat ini sebagai menerangkan permohonan yang tidak henti-henti dari Ulil
Albab sebagai hamba-hamba yang sangat bergantung kepada kasih-sayang Allah; mereka sangat
takut sekali kepada api neraka yang akan membuat mereka menjadi orang-orang yang hina,
mereka menyadari bahwa hanya Allah yang akan menolong mereka dari balasan buruk di akhirat
kelak, karena mereka mengetahui bahwa Allah-lah satu-satunya Penguasa di hari pembalasan.
Surat Al-Baqarah ayat 155-158
Artinya :
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Tafsir
Ujian adalah sunnah ilahi yang pasti, yang mencakup seluruh manusia. Akan tetapi ‎tidak sama ujian yang diberikan kepada seluruh manusia. Karena Allah akan ‎menguji seseorang, sesuai dengan kadar fasilitas dan potensi yang diberikan oleh ‎Allah kepadanya. Mungkin bagi sebagian orang, krisis keuangan dan ekonomi ‎merupakan ujian untuk diketahui apa yang akan meraka lakukan jika menghadapi ‎kesulitan seperti itu. Sementara itu, sebagian orang lain merasa bahaya yang ‎mengancam nyawa seperti keikutsertaan di dalam medan perang, merupakan ujian ‎bagi mereka untuk diketahui seberapa besar mereka memiliki kesiapan.‎

Tentu saja ujian-ujian ilahi dilakukan bukan dengan tujuan agar Allah mengetahui ‎diri kita. Karena Allah lebih mengetahui diri kita dari pada diri kita sendiri, tanpa ‎ujian apa pun terhadap kita. Akan tetapi tujuannya ialah agar kita mengetahui diri ‎kita sendiri; dan agar kita menumbuhkan potensi-potensi yang ada di dalam diri kita ‎sendiri, serta mempersiapkan diri agar menjadi orang yang layak menerima pahala ‎ilahi sekaligus menjauhi hukuman-Nya.‎

Banyak sifat-sifat baik manusia, seperti kesabaran, qana'ah (merasa cukup), takwa dan ‎pengorbanan akan muncul dan menampakkan sinarnya ketika seseorang ‎menghadapi kesulitan-kesulitan sehingga dengan itu manusia akan ‎mengembangkan serta meningkatkan kekuatan jiwanya.‎
 
Artinya :
 (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
Tafsir
Melanjutkan ayat sebelumnya, yang menyatakan adanya kabar gembira berupa ‎kemenangan bagi orang-orang yang sabar, ayat ini menyebutkan sebagian ciri-ciri ‎orang yang sabar. Disebutkan bahwa orang yang benar-benar penyabar adalah ‎orang yang dalam menerima musibah dan kesulitan, bukannya ‎berputus asa, tetapi ia tetap berharap dan optimis terhadap rahmat Allah.‎

Seseorang yang menyadari bahwa ia berasal dan selalu bergantung kepada Allah, ‎Tuhan yang ia yakini telah mengendalikan alam jagat raya ini berdasarkan rahmat ‎dan hikmah, maka pada pandangannya, segala sesuatu itu adalah indah. Ia akan ‎memandang kehidupan dunia ini dengan penuh optimisme dan kebahagiaan. Pada ‎dasarnya, dunia bukanlah tempat tinggal selamanya. Bukan pula tempat untuk ‎bersantai dan bersenang-senang. Dunia adalah medan ujian dan berbagai ‎kesulitan yang kita hadapi di dalamnya adalah bahan-bahan ujian tersebut. Jadi, ‎kesulitan dan musibah ini, bukannya menunjukkan kekejaman Allah ‎terhadap hamba-hambaNya, tetapi merupakan wasilah dan perantara untuk menggerakkan dan ‎membuat manusia terus berusaha mencapai kesempurnaannya.

Akan tetapi manusia terbagi-bagi menjadi beberapa kelompok dalam menghadapi ‎musibah. Sekelompok manusia, merupakan orang yang memiliki sedikit kesabaran, ‎selalu berkeluh-kesah. Kelompok lain terdiri dari orang yang penyabar, dimana ‎sebagai ganti ucapan-ucapan kufur dan keluh-kesah terhadap Allah, mereka ‎menyatakan berlindung kepada Allah. Sementara kelompok lain pula, mereka ‎bahkan bersyukur menghadapi ujian-ujian berat itu. Karena mereka yakin bahsa ‎semua itu adalah pemberi kesempatan kepada mereka untuk mencapai kedudukan ‎yang lebih mulia di sisi Allah Swt.‎

Artinya :
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Tafsir
Ayat ini menjelaskan bentuk pahala yang diturunkan kepada orang-orang yang ‎sabar yaitu berkah dan rahmat Allah yang merupakan sumber penjagaan dan ‎perlindungan mereka terhadap segala bentuk penyimpangan dan kesesatan. Dan ‎memang mereka itulah orang-orang yang benar-benar memperoleh petunjuk. ‎Meskipun seluruh makhluk di alam ini tercakup dalam rahmat dan karunia ilahi, ‎tetapi rahmat yang diberikan kepada orang-orang yang sabar ini adalah rahmat dan ‎berkah khusus serta istimewa untuk orang-orang tertentu.‎
Artinya :
Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber'umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.
Tafsir
Ibadah haji yang bermula sejak zaman Nabi Ibrahim as dalam masa yang cukup ‎panjang dicampuri dengan berbagai khurafat oleh manusia-manusia jahil dan ‎penyembah berhala. Islam memperbaiki dan memurnikannya kembali dengan ‎memelihara prinsip ibadah agung ini.‎

Di antara ibadah haji adalah Sa'i antara Shafa dan Marwah, yaitu pulang pergi ‎antara kedua bukit yang terletak di samping Majidil Haram. Akan tetapi, para ‎penyembah berhala memasang berhala-berhala di atas kedua bukit ini dan ‎bertawaf mengitari berhala-berhala tersebut tatkala melakukan Sa'i lantaran ‎persoalan ini, dan mereka mengira tidak boleh melakukan Sa'i antara keduanya. ‎Karena sebelumnya pernah diletakkan berhala di atas kedua bukit tersebut.‎

Namun Allah Swt melalui ayat yang diturunkan ini mengingatkan bahwa dua bukit ‎ini merupakan tanda kekuasaan ilahi dan mengingatkan kepada kenangan pelopor ‎haji, yaitu Nabi Ibrahim as. Jika manusia-manusia jahil mencampuradukkannya ‎dengan hal-hal syirik. kalian tidak boleh melepaskannya dan mengosongi ‎gelanggang itu, bahkan kalian harus mencegah para pengyinmpang dari sana ‎dengan kehadiran kalian.‎

Tatkala Nabi Ibrahim datang ke Mekah bersama isteri dan puteranya Ismail, untuk ‎melaksnakan tugas ilahi, ia tinggalkan mereka di dataran tandus ini dengan pasrah ‎kepada Allah lalu pergi. Ibu Ismail berlari-lari mencari air di antara kedua bukit itu. ‎Pada kondisi tersebut, Allah Swt memancarkan sebuah mata air dari bawah jari-jari ‎bayi Ismail yang diberi nama "Zam-zam".‎

Sejak saat itu melalui perintah Allah, setiap orang yang hendak berziarah ke ‎Baitullah harus melakukan Sa'i antara kedua bukit ini, mengenang gerak lari Hajar ‎antara Shafa dan Marwah serta memperingati berbagai pengorbanan ibu itu. ‎Pelaksanaan ibadah ini merupakan tanda rasa syukur Allah atas usaha yang ‎sungguh-sungguh dimana hal tersebut mengajar kita bahwa janganlah kita ‎memikirkan pujian dan terima kasih manusia. Sebab Allah juga mengetahui ‎perbuatan baik kita dan mensyukurinya.‎


1.      Pengertian atau deskrispsi agama
secara Ethimologi agama berasal dari bahasa sansekerta A yang artinya TIDAK,  GAMA artinya kacau. Agama berarti tidak kacau. Dengan demikian orang yang beragama adalah orang yang tidak menginginkan kekacauan dalam hidupnya. Dalam asing agama sering diistilahkan religi, religious dan religie (belanda) yang artinya melaksanakan dengan teliti atau perpadauan manusia dengan yang ghaib yang dilaksanakan secara seksama dan teratur. Ada juga pendapat agama adalah kepercayaan untuk mengatur manusia dalam ketertiban untuk mencapai kesempurnaan.
2.      Macam-macam Agama
agama Samawi =berasal dari tuhan (langit)
contonya Islam, yahudi, kristen
agama Non-Samawi = ciptaan manusia
contohnya Hindu budha dll
3.      Kitab-kitab suci
Agama islam=Al-Qur’an
Agama Nashrani= Injil
Agama Yahudi= taurad
Agama hindu=Tripitaka
Agama Budha=wedha
4.      Struktur Ajaran Islam
Arti AD-DIIN (agama, Teratur). Seseorang yang memilih DIIN islam menyerahkan dirinya untuk diatur oleh hokum islam
Arti Islam
AI ISTISLAAM pasrah dan Bersih
AS SALIIM suci atau Bersih
AS SALAAM selamat sejahtera
AS SILMU kedamaian
5.      Karakter seorang muslim
Bersih dari syirik
Sarat dengan atruran
Menghargai akal
Menyuruh pemeluknya berilmu
Memiliki inisiatif (penemuan baru yang bermanfaat)
Mempersiapkan bekal dunia-akhirat
Pergi kedaerah lain untuk menambah wawasan
Bersyukur atas nikmat


MATERI 3
KEIMANAN DAN KETAQWAAN
Al- Anam ayat 135

Artinya :
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.

Tafsir

Ayat-ayat sebelumnya menyebutkan soal ancaman terhadap orang-orang Kafir dan para penentang Islam dengansiksaan Allah Swt. Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Saw agar berbicara kepada mereka dengan mengatakan,lakukan perbuatan apa saja yang kalian inginkan. Aku juga akan melaksanakan perbuatan apapun yang telah diperintahkan Allah. Karena secepatnya kita akan mengetahui perbuatan-perbuatan kita tersebut, bahkan akibat dari perbuatan itupun akan kita atau kalian pertanggung jawabkan. Ketahuilah bahwa para penjahat, pendosa dan penentang tidak akan memperoleh kemenangan.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎
1. Tolok ukur keberhasilan adalah akhir dari perbuatan tersebut dan bukan apa yang dicapai hari ini. Karena betapa banyaknya kebaikan serta kesenangan hidup yang diperoleh oleh umat manusia berakhir dengan kejelekan dan malapetaka.
2. Mengarahkan masyarakat kepada jalan Allah Swt, meskipun jumlah mereka banyak sekali, dan itu adalah tugas kita yang tidak pernah berubah sama sekali. Kita harus bisa melaksanakan tugas kita tersebut dengan baik dan kita juga harus tegas dalam menghadapi jalan yang batil dan menyatakan jalan kebenaran kita!

Surat Al-Mujādila 58:11

Artinya :
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Tafsir
 Ayat ini merupakan pemberian adab dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin, yaitu apabila mereka berkumpul dalam suatu majlis dan sebagian mereka atau sebagian orang yang datang butuh diberikan tempat duduk agar diberikan kelapangan untuknya. Hal itu, tidaklah merugikan orang yang duduk sedikit pun sehingga tercapai maksud saudaranya tanpa ada kerugian yang diterimanya. Dan balasan disesuaikan dengan jenis amalan, barang siapa yang melapangkan, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan memberikan kelapangan untuknya.
1.      Pengertaian Iman
Iman secara bahasa berarti membenarkan atau menyakini (Tashdiq). Menurut istilah adalah mengucapkan dengan lisan, membenarkan dalam hati, mengamalkan dalam perbuatan. Iman adalah sikap yang kondisi mentalnya menunjukan kecintaan dan kerinduan yang luar biasa terhadap Allah dan rasulnya.
Para ulama mendifinisikan iman dengan “Tasdikun Bil Qalbi Wa Qaulu Bil Lisan Wa Amalu Bil Arkan”
Dari hal ini maka sejatinya komponen penyusun keimanan adalah ;
a. Tasdikun Bil Qalbi (Meyakini dalam hati)
b. Qaulu Bil Lisan (Diucapkan dengan lisan/perkataan)
c. Amalu Bil Arkan (Diwujudkan dengan perbuatan)
2.      Wujud dari Iman
Mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya melebihi dari mencintai segala sesuatu termasuk dirinya sendiri (QS 9:24, 2:165)
3.      Proses Terbentuknya Iman
a.       Ilmu. Dengan meningkatkan ilmu tentang menganut Allah seperti memaknai dari nama-Nya dan Sifat-Nya
b.      Merenugkan ciptaan Allah SWT, kemudahan, keaneka-ragaman, dan kesempurnaannya
c.       Senatiasa meningkatkan ketaqwaan dan meningkatkan senua larangannya.
4.      Tanda-tanda orang yang beriman
a.       Jika disebutkan Nama Allah SWT akan bergetar hatinya karena cinta dan takut kepada-Nya (QS 8 :2)
b.      Mendirikan salat dan menakahkan sebahagian rezekinya untuk fakir miskin dan anak yatim.
c.       Beriman kepada rukun iman yang enam dengan keimanan yang sempurna.
d.      Dalam al-Qur’an S. Al-Anfal :2-3 dinyatakan bahwa tanda-tanda orang beriman adalah :
- idza dzukkirallahu wujilat qulubuhum
- Idza tuliyat zadat imanuhum
- wa ala rabbihim ya tawakkalun
- yuqimunas sholah
- razaqnahum yungfiqun
5.      Korelasi antara keimanan dengan ketaqwaan
a.       Kata taqwa berasal dari waqa, yaqi, wiqayah, yang berarti takut, menjaga, menganalisa, memahami, dan melindungi.
b.      Korelasi adalah orang-orang yang mengamalkan dengan sungguh-sungguh semua ajaran islam (Rukun Iman dan Rukun islam) dan memahami semua yang dilakuakannya.
6.      Hubungan antar komponen ajaran islam
a.       Kontinuitas (Berketerusan); wahyu dan nabi terakhir (QS 5:3, 33:40)
b.      Intergralitas (sempurna dalam ajaran) 1. dasar (akidah)syahadat & rukun Iman, 2. Bangunan (ibadah)  Rukun Islam, Akhlak (syariat) 3. Puncak (Dakwah) Amar makruf Nahi munkar dan jihad
c.       Universalitas (Sempurna dalam cakupan) seluruh aspek kehidupan) (QS 34:28, dan 21:107)


MATERI 4
IMPLEMENTASI IMAN DAN TAQWA DALAM KEHIDUPAN MODERN

An-Nissa ayat 103


Artinya :
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
Tafsir
1.  Sedemikian pentingnya nilai shalat berjamaah, sampai-sampai di medan perangpun tetap dilaksanakan.
2.  Dalam keadaan apa pun senantiasa harus waspada, sampai dalam shalat pun kaum Muslimin tidak boleh lengah dari bahaya musuh.
3.  Penentuan waktu khusus untuk shalat sudah ditetapkan di dalam syariat. Umat  Islam  diminta untuk menjaga dan berpegang teguh dengannya.
Surat Aţ-Ţūr  ayat 1-6

Artinya :
Demi bukit,
Tafsir
AlLah SWT membuka surah ini dengan sumpah. DIA bersumpah dengan menggunakan ciptaan yang hebat. Adapun kita dilarang & diharamkan sama sekali untuk bersumpah selain daripada menggunakan nama AlLah SWT. Misal kita diharamkan bersumpah ‘demi matahari’ demi bulan, demi bunga dsb. Kita jika ingin bersumpah mestilah dengan lafaz & kata ‘demi AlLah’
          AlLah SWT bersumpah dengan gunung tapi bukan sebarang gunung melainkan Gunung Thursina. Gunung Thursina mempunyai lagenda sejarahnya yang tersendiri. Gunung ini menjadi tempat Nabi AlLah Musa AS berdialog langsung dengan AlLah SWT tanpa penterjemah sama ada dari dalam kalangan jin atau manusia. Di sini juga tempat Nabi AlLah Musa AS menerima wahyu.
 
Artinya :
dan Kitab yang ditulis,
Tafsir
  Seterusnya AlLah bersumpah dengan kitab yang pernah diturunkan-NYA buat semua anbiya. Dengan bahasa mudah untuk difaham; semua kitab AlLah SWT itu ‘ditulis’-NYA sendiri. Semua kitab yang diturunkan kepada para nabi itu tertulis dengan rapi; sama ada namanya Taurat, Injil, Zabur, al-Qur’an, & Suhuf-suhuf. Ditulis untuk memudahkan seseorang itu membacanya, jika seseorang itu tidak tahu menulis & membaca, dia boleh menghafal ayat-ayat al-Qur’an. Untuk hari ini hanya al-Qur’an yang masih tertulis dalam teks asalnya  berbahasa Arab. Adapun kitab-kitab terdahulu sudah mengalami proses pengubahsuaian sama ada dari segi isi atau bahasanya. Taurat sudah ditukar namanya menjadi Talmud sementara Injil diubahsuai dengan pelbagai versi Bible yang kandungannya bercanggah sesama sendiri.
Artinya :
pada lembaran yang terbuka,
Tafsir
Semua kitab AlLah SWT itu menjadi bacaan terbuka untuk manusia, bukan untuk bacaan golongan tertentu sahaja, kerana dalam agama tiada hak eksekutif untuk orang-orang tertentu. Hal ini disebabkan status manusia di sisi-NYA sama; iaitu hanya bertaraf hamba! Jadi semua kita AlLah SWT itu untuk para hamba. Sebagai hamba kita berhak membaca, seterusnya memahami apa yang dibaca, apabila sudah difaham apa yang dibaca; kita mencuba sedaya yang ada untuk mengamalkan apa yang disuruh-NYA & meninggalkan secara total & tuntas apa yang dilarang-NYA. Tidak terhenti setakad beramal dengan kandungan kitab AlLah SWT, kita berperanan menyebarluaskannya kepada kalangan manusia; sama ada kepada yang sudah Islam atau kepada mereka yang belum terbuka hatinya kepada Islam. Untuk tahap terakhir, kita berkewajipan untuk membela & mempertahankan kesucian & kekudusan titah & perintah AlLah SWT yang tertera serta terpeta dalam al-Qur’an.

Artinya :
dan demi Baitul Ma'mur,
Tafsir
    Seterusnya AlLah SWT menjadikan objek Baitul Makmur sebagai agenda sumpah-NYA. Apakah yang dimaksudkan dengan Baitul Makmur? Di manakah dia? Baitul Makmur ialah Kaabah kepada penduduk langit, adanya terletak di langit ketujuh. Lokasinya betul-betul di atas Kaabah bumi. Kalaulah kita ada tangga yang tinggi & diizinkan-NYA kita boleh sampai ke Baitul Makmur dengan menaiki tangga tersebut.
          Pada malam Isra’ & Mikraj Baginda Nabi Muhammad SAW telah melihat Baitul Makmur ini dimasuki setiap hari oleh 70 000 malaikat. Ya Baitul Makmur ini dimasuki 70 000 malaikat yang berlainan setiap sehari. Satu malaikat hanya diizinkan sekali untuk memasukinya.

Artinya :
dan atap yang ditinggikan (langit),
Tafsir
AlLah SWT menjadikan langit sebagai agenda sumpah-NYA juga. DIA yang meninggikan langit tanpa tiang, tanpa dinding, tanpa sandaran, tanpa apa-apa, DIA meninggikan langit dengan kudrat & iradat-NYA, entah sudah berapa juta tahun. Tanpa retak. SubhanalLah. Ilmu tentang berceritakan dulu bumi & langit hanyalah satu selepas itu berlaku satu gegaran / letupan besar yang mengakibatkan langit & bumi terpisah. Bagaimana AlLah SWT mengangkat & meninggikan langit ini samalah dengan cara bagaimana DIA memasukkan besar kepada seorang  bayi yang bari dilahirkan. Walaupuin setiap saat kita perhatikan, kita tidak akan dapat mengesan saat bilakan & jam berapa pula bayi beransur-ansur menjadi besar. Semuanya terjadi di depan mata kepala kita dengan kudrat & iradat-NYA. SubhanalLah.
 Artinya :
Dan demi laut  yang menyala-nyalakan api
Tafsir
       Laut juga dijadikan objek untuk sumpah-NYA. AlLah SWT mengajarkan bahawa di bawah laut itu terdapatnya api. Ya memang benar di bawah laut ada tanah & di dalam kandungan tanah inilah  adanya api yang sedang bernyala-nyala.  Lapisan yang mengandung api ini biasa dikeluarkan melalui gunung & fenomena ini dipanggil gunung berapi. Manakala lapisan api yang dikeluarkan itu dinamakan larva. Larva ini  darjat kepanasannya jauh lebih panas berbanding dengan api bakar yang diguna manusia untuk memasak & sebagainya.

As-Sajadah ayat 5-6
Artinya :
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.
Tafsir
Berita yang dibawa oleh malaikat. Ayat ini suatu tamsil bagi kebesaran Allah dan keagungan-Nya.
 
Artinya :
Yang demikian itu ialah Tuhan Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.

1.      Seseorang yang benar-benar beriman, mencintai Allah SWT & Rasul-Nya akan melahirkan manusia yang mampu menegakkan tauhid yang akan menyatukan iman dan amal. Sebab konsep dari semua ajaran islam adalah syarat mengandung nilai-nilai moderenisasi yang tentu akan bersinersgi dengan baik apabila kita mampu menjalankan dan mengamalkan perbuatan baik. Karena moderenisasi adalah hasil dari emikiran manusia berupa iptek yang tentu tidak bertentangan dengan perintah Allah SWT dan islam sangat menghargai hasil dari pemikiran-pemikiran manusia yang tentunya untuk kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat.
2.      Nilai-nilai Modernisasi
Modernisasi secara bahasa berarti baru (pembaharuan)
Modernisasi sangat erat kaitannya dengan hasil pemikiran & penemuan manusia yang diberi akal, sehingga mampu menciptakan iptek
3.      Kesesuian Ajaran islam dengan Modernisasi
Contoh saja shalat. Dalam shalat di ajarkan kita untuk disiplin, keindahan, ketentraman, dan sebelum shalat yaitu wudhu. Dengan wudhu kita pastinya selalu bersih. Dan gerakan shalat yang baik membuat kita sehat. Dan shalat merupakan Do’a bagi kita.
4.      Sejarah shalat
Peristiwa isra dan mi’raj. Dan shalat merupakan titik terdekat penghambaan seorang hamba dengan sang khaliq. Shata menjadi nikmat apabila tidak hanya menjadi kewajiban tetapi kebutuhan.
5.      Filosofi shalat
Dimensi social
Dimensi ekonomi
Dimensi hikim
Dimensi kesehatan




MATERI 5
KONSEP MANUSIA
Al Hajj ayat 5
Artinya :
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
Tafsir
Pada ayat ini Allah SWT. Menantang ornag-orang yang tidak percaya akan adanya hari kiamat dan hari kebangkitan. Dalam ayat ini Allah mengemukakan bukti-bukti adanya hari kebangkitan itu dengan mengemukakan dua macam dalil. Pertama ialah dalil-dali yang berhubungan dengan proses kejadian manusia dan yang kedua dalil-dalil yang berhubngan dengan proses kehidupan dan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan.
1.      Allha telah menciptakan manusia pertama, yaitu adam as adalah dari tanah. Kemudian dari adam diciptakan istrinya Hawa, dari kedua jenis ini berkembang biak manusia dalam proses yang banyak. Dan dapat pula beratrti bahwa manusia diciptakan Allah berasal ari sel mani, yaitu perkawinan sperma laki-laki dengan ovum didalam rahim wanita. Kedua sel itu berasal dari darah, darh berasal dari makanan yang dimakan manusia.
2.      Dalam ayat ini disebutkan bahwa manusia itu berasal dari “nuftah “. Yang dimaksud dengan “ nuftah” ialah setetes mani. Setetes mani laki-laki itu mengandung beribu-ribu sperma yang tidak dapat dilihat dengan mata, tanpa menggunakan alat pembesar.
3.      Sperma dan ovum yang telah menjadi satu itu bergabung pada dinding rahim si Ibu dan setelah beberapa  lama berubah menjadi segumpal darah.
4.      Dari segumpal darah berubah menjadi segumpal daging.
5.      Kemudian ada yang menjadi segumpal daging yang sempurna, tidak ada cacad dan kekurangan pada permulaan kejadiaannya, dan ada pula yang menjadi segumpal daging yang tidak sempurna. Terdapat cacat dan kekurangan.
Surat Luqman ayat 14
 
 Artinya :
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu
Tafsir
Menurut Al-Biqa’I, ayat 14 bagaikan menyatakan: Luqman menyatakan hal itu kepada anaknya sebagai nasihat kepadanya, padahal Kami telah mewasiatkan anaknya dengan wasiat itu seperti apa yang dinasihatkannya menyangkut hak Kami. Thahir Ibn ‘Asyur berpendapat bahwa jika kita menyatakan bahwa Luqman bukan seorang Nabi, maka ayat ini adalah sisipan yang sengaja diletakkan setelah wasiat Luqman yang lalu tentang keharusan mengesakan Allah dan mensyukuri-Nya. Allah menggambarkan betapa Dia sejak dini telah melimpahkan anugerah kepada hamba-hamba-Nya dengan mewasiatkan anak agar berbakti kepada orang tuanya. Di ayat 14 tidak menyebutkan jasa bapak, tetapi lebih menekankan jasa ibu. Ini disebabkan karena ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak karena kelemahan ibu berbeda dengan bapak. Di sisi lain, “peranan bapak” dalam konteks kelahiran anak lebih ringan dibanding dengan peranan ibu. Setelah pembuahan, semua proses kelahiran anak dipikul sendirian oleh ibu.Bukan hanya sampai masa kelahirannya, tetapi berlanjut dengan penyusuan, bahkan lebih dari itu. Memang ayah pun bertanggung jawab menyiapkan dan membantu ibu agar beban yang dipikulnya tidak terlalu berat, tetapi ini tidak langsung menyentuh anak, berbeda dengan peranan ibu.
Al-baqarah ayat 30
Artinya :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Tafsir
a.       Posisi dan kedudukan manusia di alam ini sangat tinggi, sebagaimana yang ‎Allah paparkan masalah tersebut di hadapan para Malaikat-Nya.‎
b.       Pengangkatan wakil dan pemimpin Ilahi, ada di tangan Allah. ‎
c.       Penjelasan topik-topik penting yang menimbulkan pertanyaan, dan ‎pemberian jawaban bagi soal-soal serta hal-hal yang belum jelas, adalah ‎perbuatan yang sangat berharga, sebagaimana yang Allah perbuat berkenaan ‎dengan penciptaan manusia, sehingga hilanglah ketidakjelasan dan keraguan ‎para Malaikat.‎
d.      Pemimpin dan khalifah Allah haruslah seorang yang adil bijaksana, bukan ‎orang yang fasik dan pembuat kerusakan. Oleh karena itu para Malaikat ‎bertanya, bagaimana mungkin manusia yang suka menumpahkan darah ‎berperan sebagai wakil Allah di bumi?
e.        Dalam membandingkan diri kita dengan orang lain, hendaknya kita tidak ‎melihat hanya segi-segi negatif dan titik-titik kelemahan orang lain, dan ‎melihat diri kita sendiri hanya dari segi-segi positif, lalu kita tergesa-gesa ‎mengambil kesimpulan.‎
f.       Ukuran kemuliaan dan keutamaan bukan hanya ibadah. Akan tetapi ‎diperlukan hal-hal lain. Meskipun para Malaikat memiliki kelebihan dibanding ‎dengan manusia dalam hal ibadah kepada Allah, namun mereka tidak dipilih ‎oleh Allah untuk menjadi khalifah-Nya di bumi.‎
g.      Penyimpangan dan kesesatan sejumlah manusia, tidak menghalangi ‎perkembangan dan kesempurnaan manusia-manusia yang lain. Meskipun ‎Allah mengetahui bahwa sekelompok manusia akan memilih jalan kesesatan, ‎namun Allah tidak mencegah penciptaan dan pengangkatan manusia sebagai ‎khalifah-Nya.‎

1.     Siapakah manusia itu?
Manusia adalah makhluk biologis, psikologis, dan sosiologis yang dalam perilaku tunduk kepada Allah SWT. Manusia diciptakan Allah SWT melalui dua zat dasar yaitu ruh dan tanah. Manusia memiliki 3 potensi yaitu hati, akal (ilmu) dan jasad (amal). Amanah manusia yaitu beribadah dan khalifah. Dan jika melaksanakan amanah tersebut maka manusia akan mendapatkan Jannah atau Naar.
2.     Makna Manusia
a.      Secara fisik manusia sama seperti hewan yaitu membutuhkan makan, minum istirahat dan menikah (b.) Memilik emosi (c.) Mempunyai rasa estetika yang tinggi (d.) Mempunyai dorongan menyembah tuhan (e.)Mempunyai kekuatan yang besar karena di beri 3 potensi
3.     Jenis manusia menurut Al-Quran
Yang menjalan amanah dan yang tidak menjalankan amanah
4.     Tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifatullah
a.       Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah SWT.
Makna yang esensial dari kata abd’ (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan manusia hanya layak diberikan kepada Allah SWT yang dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.
Oleh karena itu, dalam al-quran dinyatakan dengan “quu anfusakun waahlikun naran” (jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman dari api neraka).
b.      Tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah SWT
Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat dan harus dipertanggungjawabkan dihadapannya. Tugas hidup yang di muka bumi ini adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil allah di muka bumi, serta pegolaan dan pemeliharaan alam. Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan. Manusia menjadi khalifah memegang mandat tuhan untuk mewujud kemakmuran  di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan manusia bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk kepentingan hidpnya. Oleh karena itu hidup manusia, hidup seorang muslim akan dipenuhi dengan amaliah. Kerja keras yang tiada henti sebab bekerja sebab bekerja sebagai seorang muslim adalah membentuk amal saleh.
MATERI 6
KONSEP HUKUM DAN HAM
Al maidah ayat 32 & 38
Artinya :
Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.
Tafsir
Sebelumnya telah diceritakan mengenai  peristiwa yang terjadi pada anak-anak Adam as. Dengan demikian kita mengerti bahwa Qabil yang terbakar oleh api dengki  da  hasud-nya tega membunuh Habil  saudaranya. Berkat  petunjuk seekor burung gagak, Qabil menguburkan saudaranya  Habil dan akhirnya menyesali perbuatannya itu. Allah  Swt  dalam ayat ini mengatakan,  "Setelah peristiwa ini, Kami telah menetapkan suatu hukum bahwa membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh seluruh manusia.  Karena menyelamatkan kehidupan seorang manusia, sama dengan menyelamatkan seluruh manusia dari kehancuran dan malapetaka."  Karena itu,  al-Quran dalam ayat ini menyinggung sebuah  prinsip sosial  dan menegaskan,  sebuah masyarakat  bagaikan sebuah tubuh. Sedangkan individu-individu masyarakat merupakan anggota tubuh tersebu.  Apabila sebuah anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lainnya pun ikut merasakan sakit pula.
Membunuh manusia dalam Islam diperbolehkan dalam dua hal;  pertama,  seorang pembunuh yang harus menjalani hukum qishash yakni dibunuh, dan yang kedua mengenai seseorang yang telah melakukan fasad, kejahatan dan kejelekan besar di  dunia.  Sekalipun orang itu bisa saja tidak dibunuh, tetapi undang-undang Islam mewajibkan dia membayar tebusan uang, dalam jumlah yang telah ditetapkan. Demikianlah peraturan dan undang-undang semacam ini ditetapkan dalam Islam, dalam rangka menjaga ketentraman hidup masyarakat luas.
Dari ayat tadi terdapat  tiga  pelajaran yang dapat dipetik:‎
1. Nasib manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah kemanusiaan merupakan mata  rantai yang saling berhubungan.  Karena itu,  terputusnya sebuah mata  rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat manusia.
2. Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan seorang manusia dengan maksud jahat, merupakan pemusnahan sebuah masyarakat, tetapi eksekusi terhadap seorang pembunuh  dalam rangka  qishash merupakan sumber kehidupan masyarakat.
3. Mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa manusia, seperti para dokter dan perawat, harus mengerti nilai pekerjaan mereka. Menyembuhkan atau menyelamatkan orang yang sakit dari kematian, bagaikan menyelamatkan sebuah masyarakat dari kehancuran.
 
Artinya :
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Tafsir
Mencuri adalah mengambil harta orang lain yang terpelihara secara sembunyi-sembunyi tanpa keridhaannya. Ia termasuk dosa besar karena hukumannya yang begitu buruk, yaitu dipotong tangannya. Jika telah dipotong tangannya, maka tangannya dipanaskan dalam minyak agar urat-urat tertutup sehingga darah berhenti. Keumuman pencurian yang berlaku potong tangan di ayat tersebut dibatasi dengan beberapa hal berikut:
- Hirz, yakni pencurian dilakukan dari tempat yang terjaga atau tersimpan secara uruf (kebiasaan yang berlaku), jika mencuri bukan dari tempat yang terjaga, maka tidak berlaku potong tangan.
- Barang yang dicuri harus mencapai nishabnya, yaitu 1/4 dinar atau 3 dirham atau senilai dengan salah satunya, jika di bawah dari nilai ini, maka tidak berlaku potong tangan.
Yakni tangan kanannya dari kuu' (pergelangannya atau sebelah bawah ibu jari). Jika melakukan lagi, maka dipotong kaki kirinya dari persendian kakinya. Jika mengulangi lagi, maka dipotong tangan kirinya, dan jika melakukan lagi, maka dipotong kaki kanannya. Jika melakukan lagi, diberi hukuman ta'zir, seperti dengan dipenjara sampai mati. Sekaligus sebagai pelajaran bagi para pencuri yang lain sehingga mereka tidak jadi mencuri.

1.      Hukum dalam bahsa Arab disebut syariat. Sedangkan secara ethimologi berarti jalan, secara makna syariat berarti hokum yang mengatur  hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam semesta.
2.      Ham menurut islam
Beban yang sesuai dengan kemampuan manusia, tujuan untuk kemashlatan manusia itu sendiri. Diberlakukan secara adil bagi siapapun yang uslim
3.      Demokrasi dalam islam
Prinsip bermusyawarah, prinsip dlam Al-ijma (kesepakatan), berijtihad menggunaan akal untuk menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an atau Hadits
4.      Prinsip berijtihad dlam Islam
Tidak mutlak, berbeda-beda untuk setiap keadaan, tidak boleh menyalahi Al-Qur’an dan As-Sunah


jika ada pertanyaan silahkan email 
sandipurwiro@gmail.com

Comments

Popular posts from this blog

program bahasa c membantu kasir memisahkan kembalian

SOAL BAHASA C USING DEV++ Buatlah program untuk membantu kasir swalayan untuk memisahkan pecahan uang kembalian menjadi 50.000. 20.000, 10.000,5.000, 2.000, 500 dan   100 Dengan menginputkan jumlah kembalian!   #include <stdio.h> #include <stdlib.h> #include <conio.h> void main() {     int a,b,c,d,e,f,g;     int kembalian;     printf ("jumlah uang kembalian = ");     scanf ("%i",&kembalian);        a=kembalian / 50000;     b=(kembalian - (a * 50000)) / 20000;     c=(kembalian - ((a * 50000) + ( b * 20000))) / 10000;     d=(kembalian - ((a * 50000) + ( b * 20000) + (c * 10000))) / 5000;     e=(kembalian - ((a * 50000) + ( b * 20000) + (c * 10000) + ( d * 5000)))/1000;     f=(kembalian - ((a * 50000) + ( b * 20000) + (c * 10000) + ( d * 5000) + ( e*1000)))/500;     g=(kembalian - ((a * 50000) + ( b * 20000) + (c * 10000) + ( d * 5000) + ( e*1000) + ( f*500)))/100;        printf ("\n %i %s",a,"le

Program Bahasa C mencari bilangan terbesar dan terkecil dari 5 data.

SOAL BAHASA C using DEV++ Buatlah program mencari bilangan terbesar dan terkecil dan menjumlahkan dan merata rata, 5 nilai yang di inputkan dengan range 0-100 !!     #include <stdio.h> #include <stdlib.h> void main() {     int a,b,c,d,e,max,min,jumlah;     float rata2;        printf("masukan nilai ujian ke-1 ="); scanf("%i",&a);     printf("masukan nilai ujian ke-2 ="); scanf("%i",&b);     printf("masukan nilai ujian ke-3 ="); scanf("%i",&c);     printf("masukan nilai ujian ke-4 ="); scanf("%i",&d);     printf("masukan nilai ujian ke-5 ="); scanf("%i",&e);     if ( a>b && a>c && a>d && a>e)     {         max=a;     }     if ( b>a && b>c && b>d && b>e)     {         max=b;     }     if ( c>a && c>b && c>d && c>e)   

menginputkan, menghitung dan mencetak perkalian matrik 3 X 3 menggunakan bahasa c

SOAL BAHASA C USING DEV++ Buatlah program untuk menginputkan, menghitung dan mencetak perkalian matrik 3 X 3 ! #include <stdio.h> #include <stdlib.h> void main () {     int A[3][4], B[3][3],X[3][3],i,j;         /*********** MASUKAN MATRIK A ***********/     for (i=0;i<3;i++)     {         for (j=0;j<3;j++)         {             printf ("input data matrik A[%i][%i]:",i+1,j+1);             fflush(stdin);             scanf("%i",&A[i][j]);         }     }             /*********** MASUKAN MATRIK B ***********/     for (i=0;i<3;i++)     {         for (j=0;j<3;j++)         {             printf ("input data matrik B[%i][%i]:",i+1,j+1);             fflush(stdin);             scanf("%i",&B[i][j]);         }     }         /*********** PROSES PERKALIAN MATRIK A dan B ***********/     for (i=0;i<3;i++)     {         for (j=0;j<3;j++)         {             X[i][j]=((A[0][